Vitamin B2 atau yang disebut Riboflavin merupakan vitamin yang larut di dalam air, biasanya tidak disimpan di dalam tubuh apabila tidak dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu konsumsi setiap hari dengan dosis secukupnya agar tidak mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin
B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam
tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzimflavin
mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan
molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai
organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Jika dikategorukan menurut fungsi
secara ringkas, manfaat dan khasiat Riboflavin (B2) antara lain :
Sistem
Peredaran Darah
·
Meminimalkan resiko anemia
·
Mencegah penyumbatan pembuluh darah
Sistem
Integumen (Kulit, Rambut, Kuku, dsb)
·
Berperan memperbaiki lapisan teratas kulit,
yakni lapisan epidermis dalam menahan kelembaban.
·
Mampu menghambat transfer pigmen ke sel kulit
sehingga pembentuk flek hitam bisa diminimalisir.
·
Mencegah penuaan dini (keriput di wajah
akibat penuaan)
·
Menyehatkan rambut
·
Menunjang dan meningkatkan kesehatan kulit
Sistem
Reproduksi dan Bayi
· Menurunkan resiko terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil
Sistem
Saraf dan Otak
·
Menyembuhkan sakit kepala, migrain
Sistem
Indra
·
Mencegah resiko mata katarak
·
Memperbaiki fungsi retina mata
Tubuh
secara Umum
· Menunjang pertumbuhan jaringan tubuh
Sumber makanan yang mengandung riboflavin terdapat pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terdapat pada hati, susu sapi, keju, oyster, daging, dan telur. Pada tumbuhan terdapat pada sayuran hijau (brokoli, bayam, asparagus, buncis), buah-buahan (alpukat dan pisang ambon), serealia (bekatul padi, beras pecah kulit, beras merah, tepung wholemeal, jagung) dan umbi-umbian (ubi jalar merah).
Defisiensi niacin (vitamin B3) disebut pellagra. Gejala-gejalanya dikenal dengan istilah “3D”, yaitu singkatan dari diare (mencret-mencret), dermatitis (peradangan pada kulit yang ditandai dengan bercak-bercak merah), dimensi yang berupa kelainan saraf.
Apabila
tubuh mengalami defisiensi vitamin B2 maka tanda-tanda pertama dari defisiensi riboflavin
yang akan muncul antara lain faringitis dan stomatitis angularis. Tidak hanya
dua gejala tersebut, gejala lainpun akan muncul seiring dengan defisiensi
vitamin B2 yang tidak segera ditangani.
Posting Komentar
Posting Komentar