Arsip Blog

Slider

5/random/slider

Label

Advertisement

Main Ad

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Facebook

Keluh Kesah Orangtua Saat Dampingi Anak Belajar di Rumah

10 komentar

Merebaknya virus covid-19 yang menyerang dunia menjadikan beberapa negara bagian terpaksa merubah sistim dan pola pengajaran di seluruh jenjang pendidikan. Indonesia salah satunya. Kebijakan kementerian pendidikan indonesia menetapkan tentang panduan pembelajaran di masa pandemi covid-19 yang semula bersifat tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara daring maupun luring.

 

Berubahnya sistim pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh dari rumah membuat seluruh orangtua harus berfikir keras tentang bagaimana menyiasati caranya mendampingi anak belajar dengan beban pekerjaan sehari-hari. Bagi mereka, orangtua yang kebetulan bekerja diluar rumah bukan sesuatu yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan tugas baru yang satu ini.

 

Mendampingi anak belajar dirumah kini menjadi sebuah priorotas utama. Dunia Maya pun seolah di penuhi dengan segala macam ragam cerita, keluh kesah, kesan dan juga uneg-uneg dari para orangtua selama menjadi Guru Kreatif bagi anak-anaknya dirumah. Peran orang tua yang biasanya sebatas mengantar ke sekolah kemudian melanjutkan pekerjaan utamanya di rumah atau di kantor, kini otomatis bertambah. Mulai dari menyiapkan peralatan dan jaringan penunjang pembelajaran secara daring, pembagian waktu belajar anak, penyesuaian jam mengupload tugas sampai mendampingi anak mengerjakan tugas-tugas dari gurunya.

 

Bagi para orangtua yang notabene tinggal di kota dan sekolahnya masuk dalam kategori standar internasional justru tingkat kedisiplinan dan beban tugas yang diberikan terasa lebih berat dibanding mereka yang bersekolah di daerah pedesaan. Hal ini saya artikan seperti saat pemberlakuan belajar online.

 

Semua orangtua dituntut dan dianggap mampu menyediakan layanan dan fasilitas yang dimaksudkan tersebut. Seperti kebutuhan handphone yang memadai dan kuota yang cukup selama belajar online.

 

Hal berbeda dirasakan oleh orangtua yang berada diderah pedesaan. Ada beberapa kompensasi yang diberikan oleh sekolah untuk tetap mendukung proses pembelajaran jarak jauh tersebut. Kompensasi yang diberlakukan antara lain tugas yang diberikan oleh guru dibuat dalam rancangan mingguan. Sesuai kesepakatan antara orangtua dan guru, sekolah menetapkan salah satu hari efektif dalam satu minggu untuk dijadikan hari mengambil tugas kesekolah dan menyetor tugas kembali.


Keluhan yang dirasakan oleh orangtua didaerah pedesaan ini adalah dimana tugas tersebut harus diambil sendiri oleh orangtua atau walimurid dari siswa dalam kelas tersebut dan tidak boleh diwakilkan. Sementara bagi beberapa orangtua yang kebetulan memiliki kesibukan diladang ataupun berjualan dipasar terkadang mereka kesulitan menyesuaikan jam pengambilan soal yang telah ditentukan oleh sekolah.

 

Dari pengamatan dan pengalaman saya ketika anak saya pindah sekolah dari Kota Semarang kedaerah pedesaan dipinggiran Lampung, jujur sangat berbeda. Baik dari segi antusias atau suasana saat menjalankan pembelajaran jarak jauh. Kalau sekarang ini saya terasa agak santai, hehe maklum disini jauh dari hirukpikuk kota dan memang jauh dari jangkauan sinyal internet. Jadi untuk keluhan di fasilitas handphone dan kuota tidak terlalu nampak.

 

Dibalik ragam uneg - uneg belajar di rumah dan di tengah keluh kesah yang dirasakan orangtua saat mendampingi anak belajar karena pandemi yang tak kunjung usai, justru  ada beberapa cara yang bisa di lakukan oleh orang tua untuk mengalihkan perasaan cemas atas keluhan saat mendampingi anak belajar di rumah. Apa saja, ya?

 

1.    Berlakukan jadwal belajar di rumah dengan disiplin

Biasanya guru telah memiliki jadwalnya sendiri dalam melaksanakan kelas online. Namun, jika jadwal tersebut tidak menentu, orang tua sebaiknya mengaturnya sendiri untuk memastikan anak tetap memiliki kemajuan akademik. Selain itu, keberadaan jadwal juga dapat membantu anak dalam membangun rutinitas yang disiplin. Orangtua juga bisa mendiskusikan jadwal pelaksanaan kelas online dengan berdiskusi dengan guru.

 

2.    Ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar

Menjaga suasana rumah tetap tenang dan kondusif adalah salah satu cara yang efektif dalam mendampingi anak belajar. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menjauhkan ruangan anak belajar dari tv dan radio atau apapun yang bisa mengganggu suasana saat kelas online dimulai.

 

3.    Membantu anak belajar dengan sabar

Jika orang tua menguasai mata pelajaran dasar anak, tentu akan mudah membantu mereka jika mengalami kesulitan belajar. Sebagai orangtua kita terkadang ikut gemas saat mendampingi anak belajar sehingga tanpa disadari kita ikut serta membantu anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kita sebagai orangtua dituntut untuk mengendalikan diri saat mendampingi anak belajar. Kendali atas diri orang tua ini juga dapat mengajarkan anak untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang tua saat menemui masalah di kemudian hari.

 

 

Sejujurnya jauh dari pada cerita saya ini tentang uneg-uneg belajar dirumah, masih banyak sekali keluhan yang sebenarnya juga beragam rasa dan rupanya yang dirasakan oleh teman-temah semua para orangtua. Kalian punya uneg-uneg lain yang mau diceritain? Sini-sini boleh…

Yuk ceritain di kolom komentar, saya tunggu ya …?


Fitra juwita
Memastikan bahwa kalian mengenal aku melalui tulisan dan sebaliknya.

Related Posts

10 komentar

  1. Bener mbaak..pusing banget memang SFH cuma dinikmati aja jadi banyak waktu sama anak2. Aku merendahkan level ekspektasiku, biar gak stress. Target kami happy and healthy aja slama covid ini

    BalasHapus
  2. Dulu senewen mbak.sekarang ku loskan. Dampingi seperlunya dan apa adanya. Alhdulillah anak malah lebih mandiri

    BalasHapus
  3. Semuanya sama-sama dituntut cepat beradaptasi ya mbak, baik guru, orang tua, anaknya juga, meski nggak mudah juga sih

    BalasHapus
  4. Pembelajaran jarak jauh ini memang menguras emosi. Anak-anak juga sudah kangen sekali ke sekolah. Namun covid-19 masih merajalela, sementara ini disyukuri saja pembelajaran jarak jauh ini demi kesehatan kita semua

    BalasHapus
  5. Di sekolah anakku sejak awal sudah ditanya kesanggupan ortu menyediakan hp,laptop dan wifi. Krn sudah menyatakan sanggup jadilah pembelajaran daring bisa berjalan baik dan disiplin. Pagi jam 7 udah mulai dgn setoran hapalan quran lanjut belajar sampe jam 1 bahkan kadang sampe sore. Alhamdulilah so far so good kecuali pas wifi ngadat. Aku membayangkan mereka yg kesulitan memfasilitasi anak2 blm lagi ketidakmampuan ortu mendampingi berat memang

    BalasHapus
  6. Anak saya masuk PAUD mbak dan langsung PJJ jadi belum ada pengalaman sekolah sebelumnya. Tantangannya jauh lebih besar karena belum pernah sekolah jadi belajar masih sesuai mood. Karena belum mengenal konsep guru, tugas, nilai, dll. Misalkan disuruh mewarnai warna kuning, dia sukanya warna pink, jadi ga mau ngerjain tugas. Haha

    BalasHapus
  7. Aku punya 3 anak, kelas 1, 3 dan kakak pertama kelas 5 di SLB. Huaaa.. .pjj tiga bocah benar-benar menguras energi tapi tetap semangat. Nggak papa mereka di rumah dulu

    BalasHapus
  8. Kalau di rumahku sih santai aja, malah terlalu santai. Belajar cuma sebentar, habis itu udah buru-buru ngegame lagi. Kadang malah kesel gara-gara terlalu santai itu

    BalasHapus
  9. Salut buat orang tua yang saat ini masih sabar ngedampingi putra putri dalam pembelajaran jarak jauh. Pasti nggak mudah juga ya, apalagi buat para ibu yang masih kudu jungkir balik ngurusin rumah juga

    BalasHapus
  10. Senangnya menemukan guru kreatif ya mba apalagi cocok sama anak. Sekarang pandemi pula, semoga anakanak dapat belajar dengan baik aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar