Arsip Blog

Slider

5/random/slider

Label

Advertisement

Main Ad

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Facebook

Pepes Tempoyak, Cita Rasa Masakan Tradisional Kota Palembang

Posting Komentar



Makanan tradisional merupakan makanan yang pada umumnya memiliki cita rasa unik dan memiliki ciri khas yang sangat lekat, baik itu aroma, warna atupun bentuk serta cara pembuatannya. Kali ini saya ingin membahas makanan khas yang berasal dari tanah Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan.

 

Kota Palembang. Kota yang kental dengan suku melayunya ini menyimpan berbagai keunikan dalam jenis makanannya. Salah satunya pepes tempoyak. Siapa yang tak kenal kuliner Indonesia yang satu ini? Rasa-rasanya sungguh sangat disayangkan jika belum pernah mencicipinya. Makanan yang berbahan dasar ikan yang dicampur dengan tempoyak ini sangat digemari dikalangan masyarakat luar. Bagi beberapa orang yang tidak menyukai buah durian barangkali bisa mencoba pepes tempoyak, sebab dari segi aroma sangat jauh berbeda dengan buah durian pada umumnya.

 

Pasti diantara teman-teman sudah ada yang tau apa itu tempoyak dan bagaimana lezatnya makanan yang satu ini, tapi kemungkinan ada juga yang nggak tau. Oke deh aku ceritain sini.. ^_^. Sebenarnya tempoyak sendiri merupakan fermentasi dari buah durian. Kwalitas buah durian yang digunakan untuk dijadikan tempoyak harus memenuhi kriteria yang baik agar hasil fermentasi maksimal sehingga tempoyak yang dihasilkan dapat memiliki cita rasa yang kuat.

 

Membuat tempoyak sendiri dapat dikatakan gampang-gampang sulit. Tidak perlu keahlian khusus dalam membuatnya. Proses  fermentasi durian ini pun tidak membutuhkan teknik khusus. Cara membuatnya pun sangat mudah. Buah durian yang sudah dibuka dari kulitnya kemudian dikelupas dari bijinya. Setelah itu buah durian tersebut diletakkan dalam wadah yang kelak akan ditutup rapat. Oleh karena itu pemilihan wadah harus di persiapkan agar setelah dikelupas dari bijinya, buah durian tersebut tidak perlu dipidahkan lagi kewadah lain. Meminimalisir pemindahan bahan utama ini dapat megurangi resiko gagalnya fermentasi.

 

Kemudian buah durian yang siap di simpan itu diberi garam dan cabe rawit yang tentunya sudah dicuci bersih dan ditiriskan agar bisa menghasilkan fermentasi yang maksimal. Setelah diberi garam dan dicampur dengan bulir cabe rawit secukupnya, wadah tadi ditutup rapat dan dibiarkan kurang lebih 12–15 hari hingga buah durian tadi menjadi tempoyak.



 

Ketika sudah melewati masa penyimpanan, durian tersebut akan menimbulkan aroma yang mungkin kurang sedap diindra penciuman bagi beberapa orang. Tapi bagi saya , aroma ini sedap. Nah,… setelah ini tempoyak sudah bisa dikonsumsi langsung atau diolah sesuai selera.

 

Dalam keluarga besar kami pepes tempoyak adalah salah satu menu andalan dalam keluarga kami. Tempoyak yang siap diolah ini bisa dicampurkan bersama ikan yang akan dipepes. Ikan yang sudah dibersihkan diletakkan diatas daun pisang, kemudian ambil tempoyak secukupnya dan lumuri seluruh badan ikan tadi dan balut segera dengan daun pisang dan kukus.

 

Orangtua kami memiki selera berbeda, bagi mereka pepes tempoyak tadi akan lebih nikmat jika dipanggang diatas bara api. Suatu hari mereka pernah bercerita, bahwa aroma dari pepes tempyak yang dibakar akan membuat selera makan meningkat, sehingga tak segan-segan porsi nasi yang disiapkan untuk menyantap pepes tempoyak ini akan berlipat 2 kali dari waktu makan biasanya.

 

Hemmm…membayangkannya saja sudah membuat saya menalan air ludah, ditambah lagi rasa rindu ketika menyantapnya bersama emah, abah dan kedua adikku. Semoga suatu hari kami bisa berkumpul bersama lagi. Dan semoga saat itu kebetulan lagi musimdurian dan ikan tentunya. Hehehehe…

 

Kalau kalian apa nih makanan tradisional yang sampek sekarang kerasa banget dilidah?

Yukk… ceritain di kolom komentar, ditunggu…

See u…


Fitra juwita
Memastikan bahwa kalian mengenal aku melalui tulisan dan sebaliknya.

Related Posts

Posting Komentar